Selasa, 09 November 2010

Sejarah Singkat Kelurahan Wongkaditi

Pada tahun 1913 Raja Amai dan Anaknya beserta rombongan mengadakan perjalanan jauh dari Pinogu (Suwawa) menuju Bulango (Tapa) . dalam perjalanannya Raja Amai dan Rombongan melewati beberapa tempat atau suatu perkampungan yang di huni oleh sekelompok masyarakat. Karena menempuh perjalanan yang cukup jauh dan cukup melelahkan (Bilangango) maka mereka beristirahat dibeberapa tempat yang tepatnya di dekat sungai, kemudian oleh Raja Amai sungai itu dinamakan Sungai Mo’obangango.

Disaat Keluarga kerajaan dalam keadaan istirahat di suatu tempat dekat sungai, tiba-tiba anak dari Raja Amai menangis kemudian anak itu dibuai dengan menggunakan selimut yang diikat dan digantung di salah satu dahan pohon (Lulunggela).

Walaupun dengan berbagai macam cara yang dilakukan, anak itu tetap menagis dan teru menangis sehingga oleh Raja Amai anak itu dibuai terus dan diiringi dengan sair-sair (Lohiydu), antara lain sair yang diucapkan adalah “Wongga-wongga di ti” artinya dibuai pelan-pelan sampai anak itu tertidur. Lalu oleh Raja tempat itu dinamakan Wongkaditi.

0 komentar:

Posting Komentar