Dijual Tanah dengan luas 2 Ha dengan harga Rp.150.000/m.
Lokasi Depan Kantor Dinas PU Propinsi Gorontalo Jl. Prof. Dr. Aloei Saboe
Info lebih lanjut : Hub. Kelurahan Wongkaditi Timur Kec. Kota Utara Kota Gorontalo
Selasa, 16 November 2010
Iklan Penjualan
Diposting oleh
Wongkaditi Timur
di
10.24
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Daftar Hewan Qurban
- Dinas PU Propinsi Gorontalo : 15 ekor sapi
- Masid Al-Mutmainnah : 6 ekor sapi
- Masjid At-Taubah : 5 ekor sapi
- Masjid Al-Hijrah : 3 ekor sapi
- Masjid Al-Ikhlas : 3 ekor sapi
- Masjid Al-Hidayah : 1 ekor sapi
- Gilingan Padi Garuda : 1 ekor sapi
- Masid Al-Mutmainnah : 6 ekor sapi
- Masjid At-Taubah : 5 ekor sapi
- Masjid Al-Hijrah : 3 ekor sapi
- Masjid Al-Ikhlas : 3 ekor sapi
- Masjid Al-Hidayah : 1 ekor sapi
- Gilingan Padi Garuda : 1 ekor sapi
Diposting oleh
Wongkaditi Timur
di
10.17
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Selasa, 09 November 2010
Sejarah Singkat Kelurahan Wongkaditi
Pada tahun 1913 Raja Amai dan Anaknya beserta rombongan mengadakan perjalanan jauh dari Pinogu (Suwawa) menuju Bulango (Tapa) . dalam perjalanannya Raja Amai dan Rombongan melewati beberapa tempat atau suatu perkampungan yang di huni oleh sekelompok masyarakat. Karena menempuh perjalanan yang cukup jauh dan cukup melelahkan (Bilangango) maka mereka beristirahat dibeberapa tempat yang tepatnya di dekat sungai, kemudian oleh Raja Amai sungai itu dinamakan Sungai Mo’obangango.
Disaat Keluarga kerajaan dalam keadaan istirahat di suatu tempat dekat sungai, tiba-tiba anak dari Raja Amai menangis kemudian anak itu dibuai dengan menggunakan selimut yang diikat dan digantung di salah satu dahan pohon (Lulunggela).
Walaupun dengan berbagai macam cara yang dilakukan, anak itu tetap menagis dan teru menangis sehingga oleh Raja Amai anak itu dibuai terus dan diiringi dengan sair-sair (Lohiydu), antara lain sair yang diucapkan adalah “Wongga-wongga di ti” artinya dibuai pelan-pelan sampai anak itu tertidur. Lalu oleh Raja tempat itu dinamakan Wongkaditi.
Disaat Keluarga kerajaan dalam keadaan istirahat di suatu tempat dekat sungai, tiba-tiba anak dari Raja Amai menangis kemudian anak itu dibuai dengan menggunakan selimut yang diikat dan digantung di salah satu dahan pohon (Lulunggela).
Walaupun dengan berbagai macam cara yang dilakukan, anak itu tetap menagis dan teru menangis sehingga oleh Raja Amai anak itu dibuai terus dan diiringi dengan sair-sair (Lohiydu), antara lain sair yang diucapkan adalah “Wongga-wongga di ti” artinya dibuai pelan-pelan sampai anak itu tertidur. Lalu oleh Raja tempat itu dinamakan Wongkaditi.
Diposting oleh
Wongkaditi Timur
di
10.11
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
Sejarah
Selasa, 02 November 2010
Cara Mulai Menulis di Blog
Caranya :
1. Ketik http://www.blogger.com/start
2. Masukan email dan password Kemudian klik sign in/masuk
3. Dibawah ini adalah gambar Dashboard, klik entri baru :

3. mulai menulis

4. selesai menulis klik terbitkan entri yang ada di bawah kotak tulisan
5. lihat entri (klik kanan – dan klik open new tab)

6. kalo masih ada yang mo di edit kembali ke dashboard, klik edit entri,
setelah diperbaiki klik lagi terbitkan entri.
Ok, selamat mencoba....
1. Ketik http://www.blogger.com/start
2. Masukan email dan password Kemudian klik sign in/masuk


3. mulai menulis

4. selesai menulis klik terbitkan entri yang ada di bawah kotak tulisan
5. lihat entri (klik kanan – dan klik open new tab)

6. kalo masih ada yang mo di edit kembali ke dashboard, klik edit entri,
setelah diperbaiki klik lagi terbitkan entri.
Ok, selamat mencoba....
Diposting oleh
Wongkaditi Timur
di
23.49
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
